Nunukan, SIMP4TIK - Pada awal Febuari ini jajaran Direksi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Nunukan yang di ketuai secara langsung Direktur RSUD lakukan kunjungan di berapa tempat seperti Direktorat Jendral Pembinaan dan Pengawasan Tenaga Kesehatan di Kementerian Kesehatan serta Rumah Sakit Anak Bunda (RSAB) Harapan Kita, Jakarta, Selasa kemarin (6/2/23).
Direktur RSUD Nunukan dr. Dulman mengungkapkan pertemuan yang dihadiri secara langsung Direktorat Jenderal Pembinaan dan Pengawasan Tenaga Kesehatan di Kementerian kesehatan dr. Zubaedah Elvia, MPH untuk membahas kesejahteraan bagi Dokter-dokter Spesialis dan Subspesialis untuk daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan (DTPK).
"Maksud kunjungan kami agar ada program dari kementerian khususnya kementerian Tenaga Kesehatan bagaimana dokter-dokter spesialis yang mengabdi di daerah terpencil, perbatasan dan Kepulauan itu di berikan kesejahteraannya dengan cara penghasilan tambahan khusus untuk tenaga kesehatan yang langkah, karena kita memang memiliki tenaga kesehatan yang langkah mengingat keberadaanya masih sedikit terutama dokter spesialis daerah DTPK," ungkap Dulman.
Dari hasil pertemuan dan diskusi bersama direktur RSUD Nunukan dengan Direktur Kementerian Tenaga Kesehatan dr. Zubaidah Elvia, MPH menambahkan bahwa memang ada program untuk kesejahteraan dokter spesialis yang ada di DTPK seperti ada pemberian insentif tambahan kesejahteraan untuk kelangkaan profesi di wilayah DTPK yang merupakan gagasan menteri kesehatan melalui direktorat jendral pengawasan dan pembinaan tenaga kesehatan dan ini menjadi harapan kami mengingat tugas dan tanggung jawab di daerah perbatasan itu amat berat karena berada di pulau yang terpencil, perbatasan dan bisa saja tidak diminati oleh dokter-dokter spesialis lainnya.
Diakhir pertemuan Direksi RSUD Nunukan bersama Dirjen Pengawasan dan Pembinaan Tenaga Kesehatan kementerian kesehatan, menyampaikan ada beberapa program beasiswa yang diberikan oleh kemenkes bagi dokter-dokter yang ingin melanjutkan pendidikan di jenjang spesialis dan subspesialis.
"Ada juga program beasiswa untuk subspesialis dan ada juga program beasiswa dokter spesialis yang melaksanakan pendidikian fenoship, jadi harapan dari kementerian kesehatan tersebut jika ada dokter yang ingin sekolah akan dibiayai melalui beasiswa," tutup Dulman.
Dengan adanya program tersebut tidak ada lagi dokter-dokter mutasi ke kota dan tidak ada lagi dokter yang mengundurkan diri untuk mencari rumah sakit di kota besar. Mengingat masyarakat di perbatasan membutuhkan dokter spesialis untuk penanganan kasus-kasus penyakit yang ada di masyarakat.
Teks/Foto : Hermang B. Mirwang (Tim Publikasi RSUD NUNUKAN )
Editor : Hermi Mastura, S,I.Kom