Nunukan, SIMP4TIK - Dalam peluncuran proyek perubahan pada Pelatihan Kepemimpinan Tingkat II (PKT II) LAN RI 2025, Mesak Adianto, S.Sos., M.Si., memaparkan strategi inovatif bertajuk “SEPATU”, singkatan dari Strategi Penataan PKL dan Penanganan Gangguan Ketentraman dan Ketertiban Umum. Proyek ini dirancang sebagai upaya menciptakan lingkungan Kabupaten Nunukan yang tertib, bersih, aman, dan nyaman, sekaligus sejalan dengan arah pembangunan daerah.
Mesak menjelaskan bahwa strategi ini fokus pada penataan pedagang kaki lima (PKL) agar dapat berusaha secara legal, tertib, dan tidak mengganggu estetika kota, serta penanganan menyeluruh terhadap berbagai bentuk gangguan ketentraman dan ketertiban umum (trantibum) yang kerap meresahkan masyarakat.
“Meskipun PKL memberi kontribusi besar terhadap ekonomi kerakyatan, kehadiran mereka yang tidak tertata seringkali menimbulkan masalah lingkungan dan pelanggaran terhadap aturan yang berlaku,” ujar Mesak, Rabu (6/8/2025).
Proyek SEPATU mencakup langkah-langkah konkret seperti, Inventarisasi dan pemetaan komprehensif untuk mengetahui jumlah, profil, dan lokasi operasional PKL, Penataan lokasi berdagang yang lebih manusiawi, aman, dan tidak mengganggu fasilitas umum, Penegakan Peraturan Daerah, khususnya Perda Nomor 5 Tahun 2017 tentang Ketenteraman dan Ketertiban Umum, Penguatan koordinasi antara OPD terkait, Satpol PP, serta pelibatan masyarakat.
Dua isu utama yang menjadi fokus strategi SEPATU adalah yang pertama Ketidakteraturan PKL yang berdampak pada ketidaktertiban, ketidaknyamanan, serta menurunnya estetika kota. Gangguan trantibum yang melanggar peraturan daerah dan mengganggu aktivitas masyarakat secara umum.
Mesak menekankan bahwa proyek ini tidak bertujuan membatasi ruang usaha PKL, melainkan menjadikan aktivitas mereka lebih tertata dan terfasilitasi, sehingga keberadaannya tetap memberikan manfaat tanpa menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat luas.
“Dengan strategi SEPATU, kami ingin mewujudkan keteraturan yang tidak menghilangkan keberpihakan pada rakyat kecil. Justru kita fasilitasi agar usaha mereka bisa terus berkembang dalam tatanan yang lebih baik,” jelasnya.
Proyek ini mendapat dukungan dari berbagai pemangku kepentingan karena dinilai sebagai solusi konkret dan berkelanjutan untuk menciptakan kota yang ramah ekonomi rakyat, tetapi tetap tertib dan nyaman untuk semua.(*)
Teks/Foto : Hermi Mastura, S,I.Kom (Tim Publikasi DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN )
Editor : Hermi Mastura, S,I.Kom