SIMP4TIK News - Masih sama seperti tahun sebelumnya, Tahun Ajaran 2023/2024 SMP Negeri 1 Nunukan dipastikan hanya membuka kuota 9 Rombongan Belajar (Rombel) atas kelas untuk siswa baru yang akan di terima. Baik dari jalur Zonasi, Jalur Prestasi, Jalur Afirmasi maupun Jalur perpindahan orang Tua/Wali.
Jika diputuskan masing - masing kelas hanya menampung 32 orang siswa, artinya, pada tahun ajaran baru ini SMP Negeri 1 Nunukan hanya mengakomodir 288 Siswa Didik Baru (SDB).
Belum ada penambahan jumlah SDB yang diterima, kendati pelajar lulusan tingkat Sekolah Dasar (SD) yang mendaftar terus membludak dari tahun-ke tahun, menurut Kepala SMP negeri 1 Nunukan Rustiningsih, karena memang belum ada penambahan Ruang Kelas Belajar (RKB) di sekolah mereka.
Saat ini, SMP Negeri terfavorit di Kabupaten Nunukan yang berlokasi di Jl. Pembangunan Nunukan tersebut memiliki 26 RKB. Idealnya, dengan perkembangan kondisi sekarang ini, SMP Negeri 1 Nunukan, kata Rustiningsih, masih membutuhkan antara 5 hingga 6 RKB lagi.
“Pengajuan untuk penambahan Rombel sudah lama kami usulkan. Tapi sampai sekarang belum bisa terealisasi,” terang Rustiningsih.
Namun, tahun 2022 lali SMP Negeri 1 Nunukan sebenarnya mendapatkan tawaran satu dari dua pilihan untuk anggaran pembangunan sekolah.
Yang pertama, anggaran dari Dana Alokasi Khusus (DAK) atau pilihan lainnya dana rehabilitasi bangunan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR).
Jika saat itu memilih DAK, diasumsikan sekolah mereka dapat menambah jumlah RKB hingga 6 kelas. Artinya dalam setiap penerimaan SDB selanjutnya, SMP Negeri 1 Nunukan bisa mengakomodir lebih banyak lagi pelajar lulusan SD yang berminat ke sekolah mereka dibanding saat ini.
“Kami memutuskan untuk memilih anggaran yang ditawarkan dari PUPR yang peruntukannya untuk rehab bangunan sekolah,” terangnya.
Dengan anggaran yang diperoleh dari PUPR lebih besar dibanding DAK, masih bisa memperbaiki atau merehabilitasi 20 dari 26 RKB yang dimiliki saat ini.
Pilihan tersebut, karena mempertimbangkan memang banyak bagian - bagian bangunan sekolah yang sudah harus diperbaiki. Bahkan ada diantara RKB yang harus dibongkar total, digantikan dengan mendirikan bangunan baru.
Lalu bagaimana proses belajar mengajar di SMP Negeri 1 Nunukan berlangsung selama kegiatan pekerjaan rehab RKB yang masih membutuhkan waktu cukup panjang hingga beberapa bulan kedepan diatasi. Mengingat saat ini hanya 6 RKB yang bisa diefektifkan untuk proses belajar mengajar tersebut.
Dijelaskan, kondisi tersebut disiasati dengan berkoordinasi kepada Pemerintah Daerah untuk pinjam pakai bagian dari gedung Dinas Perpustakaan dan Kearsiapan Kabupaten Nunukan.
Koordinasi tersebut, kata Rustiningsih, mendapat respon positif dari Pemerintah Daerah untuk menjadikan beberapa ruang di Dinas Perpustakaan dan Kearsiapan Kabupaten Nunukan sebagai ruang kelas belajar sebagian siswa SMP Negeri 1 Nunukan saat ini.
Di ‘sekolahan’ yang memanfaatkan bangunan gedung Perpustakaan dan Kearsiapan ini dipastikan tidak menghambat proses pendidikan siswa mereka. Bahkan disambut antusias dan tetap bersemangat. Mengingat selain pada beberapa ruang tertutup, pelajaran yang disampaikan para guru kepada siswa juga ada yang berlangsung di ruang terbuka dengan suasana yang cukup nyaman, memberikan suasana belajar yang agak berbeda dibanding seperti yang berlangsung selama ini.
Teks/Foto : BD Novelinna (Tim Publikasi DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN )
Editor : Hermi Mastura, S,I.Kom