SIMP4TIK News - Dalam meningkatkan kreativitas belajar peserta didik, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Nunukan, izinkan peserta didik menggunakan HP.

Hal itu karena setiap peserta didik memiliki kewajiban untuk membuat laporan dari tugas hasil belajarnya, baik berupa video, foto, maupun naskah.

Kepala Sekolah SMPN 1 Nunukan, Rustiningsih, S.Pd., M.Eng, mengatakan SMPN 1 Nunukan sudah berjalan 3 tahun, sebagai sekolah penggerak di Kabupaten Nunukan, menggunakan kurikulum merdeka belajar, kepada peserta didiknya diberikan kebebasan memilih sesuai minat dari  peserta didik masing-masing. 

"Kurikulum merdeka ini berpusat kepada peserta didik mereka mengumpulkan tagihan ataupun tugasnya dalam bentuk apapun, sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing," terangnya, saat ditemui diruang kerjanya, Senin (13/11).

Rustiningsih menjelaskan, setiap tahunnya peserta didik diwajibkan untuk membuat 3 Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

"Tahun ini, mengangkat tema Kearifan lokal yaitu Tari Jepen Massal, reboisasi lanjutan pemeliharaan dan kewirausahaan yang dihubungkan dengan kearifan lokal yaitu membuat Singal Tidung (Ikat Kepala) untuk laki-laki dan kalung manik-manik," ujarnya.

"Jadi anak-anak mengumpulkan kegiatannya dalam bentuk video, setiap anak yang menari berkelompok, sebagai bentuk laporan hasil belajar ataupun tugas sekolah," tambahnya.

Sementara ini peserta didik di fasilitasi menggunakan HP milik guru sekolah, untuk membantu peserta didik mengumpulkan laporan tugas sekolahnya dalam bentuk foto maupun video. 

Munurut Rustiningsih, mulai tahun depan peserta didik akan diperbolehkan membawa HP ke sekolah, untuk digunakan pada mata pelajaran tertentu.

"Tahun depan kami akan memperbolehkan anak-anak membawa HP dengan SOP ataupun kesepakatan dengan anak-anak jika disalahgunakan maka akan ada sanksiny," tegasnya.

Dulu, kata Rustiningsih, pihak sekolah pernah mengizinkan peserta didik membawa HP, namun sempat di larang kembali karena sempet disalahgunakan.

"Karena disekolah kita ada beberapa titik wifi gratis, digunakan anak-anak untuk mengakses internet diluar pelajaran, sehingga kami melarang anak-anak membawa HP ke sekolahan, mau tidak mau suka tidak suka anak-anak kita perbolehkan membawa HP lagi, karena diperlukan untuk pelajaran-pelajaran tertentu," ungkapnya.

Rustiningsih memastikan, untuk keamanan penggunaan HP diluar mata pelajaran yang diperbolehkan pihak sekolah akan menyiapkan box keamanan untuk menyimpan HP.

"Kalau mau digunakan akan dibuka, itu nanti akan diterapkan dengan kesepakatan karena itu juga mendukung prestasi anak-anak seperti tadi anak-anak membuat vlog dan sebagainya masih dalam tata tertib," imbuhnya.

Teks/Foto : BD Novelinna (Tim Publikasi DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN )

Editor : Hermi Mastura, S,I.Kom