Nunukan, SIMP4TIK - Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Nunukan menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) akhir tahun sebagai upaya memperkuat intervensi dan evaluasi terhadap penanganan stunting di Nunukan bertempat di ruang VIP lantai 4 Kantor Bupati Nunukan, Selasa (9/12/2025).
Wakil Bupati selaku Ketua TPPS Kabupaten Nunukan, Hermanus, S.Sos, menegaskan bahwa Rakor ini menjadi momentum penting untuk memperbaiki penanganan kasus stunting yang masih ditemukan di lapangan. Ia menyampaikan bahwa hingga Triwulan III tahun 2025, prevalensi stunting tercatat 11,2 persen atau 988 kasus, berdasarkan data e-PPGBM. Sementara pada tahun 2024, prevalensi berada pada angka 10,9 persen, dengan 1.134 balita teridentifikasi stunting.
“Harapan kita, di akhir tahun 2025 angka tersebut dapat turun lebih rendah dari tahun sebelumnya. Rakor ini menjadi ruang analisis dan identifikasi agar kasus tidak semakin memburuk dan dapat ditangani dengan cepat dan tepat,” ujar Hermanus.
Dalam arahannya, Hermanus menekankan pentingnya sinergi lintas sektor guna memenuhi target nasional penurunan stunting tahun 2025 sebesar 18 persen. Ia menyampaikan bahwa koordinasi dan tata laksana penanganan stunting harus terus diperkuat melalui kolaborasi antara OPD terkait, swasta, dan mitra pembangunan.
Ia juga kembali mengingatkan bahwa stunting bukan sekadar persoalan tinggi badan, melainkan gangguan tumbuh kembang menyeluruh yang dapat memengaruhi kecerdasan, metabolisme, hingga kesehatan anak dalam jangka panjang.
“Stunting menimbulkan dampak jangka pendek seperti gangguan perkembangan otak dan pertumbuhan fisik. Dalam jangka panjang, anak berpotensi mengalami penurunan kemampuan kognitif, lemahnya kekebalan tubuh, hingga risiko penyakit metabolik,” tegasnya.
Pada kesempatan tersebut, Ketua TPPS mengajak seluruh peserta Rakor untuk menyusun rencana tindak lanjut yang lebih spesifik dan sensitif terhadap kondisi lapangan. Ia berharap setiap pihak dapat memperkuat komitmen, sehingga penanganan stunting dapat dilakukan secara efektif, terukur, dan berkelanjutan.
“Saya sangat berharap Rakor ini menghasilkan rencana intervensi yang kolaboratif dan koordinatif, baik melalui program spesifik maupun sensitif, sehingga target penurunan stunting dapat kita wujudkan bersama,” tutup Hermanus.(*)
Teks/Foto : Masdiana (Tim Publikasi DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN )
Editor : Hermi Mastura, S,I.Kom